wartalokal.com – Jakarta, 19 Agustus 2025 – Siapkan payung, meski musim kemarau tengah berlangsung, Jawa Timur masih punya potensi diguyur hujan ringan hingga lebat. BMKG Juanda memperingatkan potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi di beberapa wilayah. Artikel ini bakal kupas tuntas kenapa hujan masih turun di kemarau, faktor penyebabnya, hingga tips antisipasi efektif.
Data BMKG — Prakiraan Cuaca Terkini di Masa Kemarau
BMKG Juanda menyampaikan bahwa meski sekarang musim kemarau, beberapa wilayah di Jatim diprediksi masih bisa mengalami hujan ringan hingga sedang dalam beberapa hari ke depan. Kondisi ini disebut masih tergolong wajar dalam dinamika atmosfer tahunan.
Prakiraan mingguan (18–24 Agustus) menunjukkan potensi hujan merata di sebagian besar Jatim meski secara umum cuaca masih akan didominasi awan.
Surabaya pun masih dicurigai diguyur hujan lokal, terutama di periode siang dan sore. BMKG menyebut, awan cumulonimbus (CB) jadi tipikal pembawa hujan mendadak di musim kemarau.
Mengapa Hujan Masih Terjadi Saat Kemarau? Ini Tiga Faktor Utamanya
1. Gangguan Atmosfer seperti MJO dan Gelombang
Fenomena seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) bersama gelombang Rossby dan Kelvin aktif saat ini di atmosfer. Karena itu, pembentukan awan hujan tetap meningkat walau musim kemarau.
Fenomena ini juga yang menyebabkan kemarau pada beberapa daerah disebut “basah”—karena curah hujan masih cukup intens hingga Oktober 2025.
2. Konvergensi Angin & Belokan Arus
Perubahan arah angin di Laut Jawa menciptakan zona konvergensi—tempat pertemuan angin yang jadi outlet perkiraan awan CB, pemicu hujan lokal.
3. Masa Pancaroba Belum Selesai
Beberapa wilayah Jatim masih dalam fase pancaroba—cuaca transisi yang membuat hujan intens bisa datang tiba-tiba, meski musim kemarau sudah berlangsung.
Cuaca Ekstrem Tapi Seiring Musim Kemarau—Fenomena Normal, Bukan Anomali Iklim
BMKG menegaskan, kejadian hujan di musim kemarau bukan anomali iklim, melainkan akibat keragaman kondisi iklim dan faktor atmosfer yang kompleks. Fenomena ini umum terjadi dan normal dalam pola cuaca Tropis Indonesia.
Lokasi geografis Indonesia yang berbatasan dua samudra dan dua benua menjadikan dinamika cuaca sangat variatif—tiap wilayah bisa punya musim kemarau yang berbeda dalam intensitas dan durasi.
Penutup
Ringkesan Utama — Kenapa Jatim Masih Bisa Hujan Meski Kemarau?
-
Jatim-ku masih bisa kehujanan karena gangguan atmosfer aktif seperti MJO dan gelombang Rossby/Kelvin.
-
Zona konvergensi di Laut Jawa dan kondisi masa pancaroba membuat awan hujan tetap terbentuk.
-
Fenomena hujan saat kemarau adalah hal normal, bukan perubahan iklim mendasar.
Imbauan BMKG & Tips Aman Saat Cuaca Tidak Menentu
-
Selalu pantau kanal resmi BMKG untuk prakiraan cuaca harian—jangan mudah percaya hoaks.
-
Siapkan payung jika keluar di siang atau sore hari.
-
Waspadai wilayah rawan longsor, banjir, atau pohon tumbang, terutama saat hujan lebat mendadak.
-
Pertanian dan sektor maritim perlu antisipasi ekstra akibat cuaca tak menentu.