Sejarah & Makna Upacara di Istana Kepresidenan
wartalokal.com – Setiap 17 Agustus, Istana Kepresidenan—khususnya Istana Merdeka—menjadi pusat olahraga nasional dalam merayakan detik-detik proklamasi. Sejak era Reformasi, upacara ini semakin inklusif: bukan hanya pejabat, tetapi juga masyarakat umum turut diundang.
Pada HUT ke-77 (2022), Istana menggelar upacara secara hybrid—luring dan daring. Sekitar 4.500 tamu hadir langsung, sementara 77.000 orang mengikuti secara virtual melalui 50 ruangan video conference yang disediakan oleh Sekretariat Presiden. Ini melambangkan semangat kebersamaan meski pandemi memaksa keterbatasan ruang fisik.
Sebelum era hybrid, masyarakat umum yang ingin hadir diundang secara terbatas—sekitar 1.000 hingga 3.000 orang—berdasarkan pendaftaran daring. Ini adalah langkah inklusi untuk makin mendekatkan Istana dengan rakyat.
Makna upacara di Istana tak hanya seremonial. Ini simbol kedaulatan rakyat yang dipimpin secara demokratis, menunjukkan bahwa kemerdekaan adalah milik bersama, bukan hanya milik elite. Melalui layar maupun secara langsung, masyarakat menyatu dalam semangat nasional.
Untuk Pertama Kalinya: Pesta Rakyat di Halaman Istana
Pada HUT ke-80 tahun 2025, Istana bikin gebrakan baru: gelar Pesta Rakyat untuk umum di halaman tengah Istana Kepresidenan setelah upacara pagi. Ini kali pertama dilakukan, sekaligus pembuka format baru perayaan nasional.
Wamensesneg Juri Ardiantoro menjelaskan: masyarakat yang hadir upacara dipersilakan menikmati aneka hidangan dan minuman—disediakan secara gratis. Yang keren, para pedagang kaki lima di sekitar Istana dan Monas dilibatkan langsung jadi penyaji kuliner, bikin atmosfer lebih merakyat.
Konsep inklusif ini berlanjut di Monas, dengan Pesta Rakyat serentak: lomba rakyat, panggung hiburan, kuliner gratis dari UMKM, hingga pertunjukan kembang api malam hari.
Lebih jauh, Liputan6 menyebut bahwa Pesta Rakyat di Istana dan Monas adalah inovasi baru yang menjadikannya “diperingati di dua lokasi sekaligus dengan suguhan meriah dan humanis.”
Karnaval Kemerdekaan: Malam yang Spektakuler
Peringatan HUT RI tak berhenti di siang: malamnya giliran Karnaval Kemerdekaan—event spesial yang digelar usai upacara penurunan bendera merah-putih.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa Presiden siap melepas langsung peserta karnaval. Titik pelepasannya dirahasiakan namun dipastikan di sekitar Istana, menciptakan kejutan meriah.
Karnaval malam ini menjadi jembatan antara patriotisme dan kreativitas: pimpinan kementerian/lembaga, TNI, Polri, hingga BUMN meramaikan dengan kendaraan hias berisi program unggulan mereka. Rute dimulai dari Monas, menyusuri Jalan Thamrin, Jalan Sudirman, hingga Simpang Semanggi, lalu kembali ke Monas.
Rangkaian pesta rakyat dan karnaval malam ini tidak hanya hiburan, tapi juga sarana penguatan kebanggaan serta semangat optimisme yang ingin dibangkitkan oleh Presiden Prabowo.
Tantangan Logistik & Inklusi Publik
Menyelenggarakan upacara di dua lokasi (Istana & IKN) bukan tanpa tantangan. Untuk HUT ke-79 di IKN (2024), Istana mengakui ada tantangan serius dalam soal transportasi, jaringan komunikasi, dan akomodasi bagi tamu undangan.
IKN disiapkan dengan tenda besar, fasilitas glamping, hotel, rumah ASN, hingga bus khusus untuk mobilisasi, demi menjamin kenyamanan peserta upacara.
Upacara hybrid dan penyelenggaraan Pesta Rakyat hadir sebagai jawaban inklusivitas publik—seluruh lapisan masyarakat diundang merasakan langsung perayaan kemerdekaan. Tapi ini juga menuntut koordinasi protokol kesehatan, keamanan, dan transportasi matang agar acara tetap khidmat dan aman.
Refleksi & Harapan Masa Depan
Keputusan merayakan HUT RI dengan format inklusif: upacara di Istana, Pesta Rakyat, dan Karnaval malam memberikan makna baru tentang nasionalisme. Bangsa ini merayakan kemerdekaan tidak hanya dengan kebanggaan simbolik, tapi juga gotong royong dan kegembiraan bersama.
Harapannya, transformasi ini menjadi model perayaan untuk tahun-tahun depan—di mana Istana bukan sekadar lokasi upacara resmi, namun menjadi wadah kebersamaan rakyat, UMKM, seniman, dan pemerintah bersatu di lautan merah-putih.
Kemandirian dan kebersamaan ini akhirnya bukan cuma diucapkan, tapi diperlihatkan dalam setiap piring makanan pesta, setiap panggung hiburan, dan setiap sorakan karnaval di tengah kota yang meriah.
Penutup Ringkas
Istana Kepresidenan Hari Kemerdekaan kini bukan hanya tentang upacara resmi—tapi juga tentang Pesta Rakyat yang merakyat dan Karnaval malam penuh semangat. Ini bukti bahwa bangsa bisa merayakan kemerdekaan dengan ceria, inklusif, dan penuh harapan masa depan.